Entri Populer

Kamis, 05 Januari 2012

LONDON - Direktur olahraga Inter Milan, Marco Branca, membantah kabar pihaknya tengah terlibat dalam pembicaraan dengan Manchester City terkait transfer Wesley Sneijder ke Etihad Stadium.

Sumber media Inggris mengklaim, Inter bersedia untuk menyertakan gelandang internasional Belanda itu sebagai salah satu kesepakatan untuk mendapatkan Carlos Tevez dari City.

"Tidak ada diskusi apapun tentang Wesley Sneijder hari ini selama pertemuan kami di London dengan perwakilan dari Manchester City," kata Branca situs Inter seperti dilansir Goal, Jumat (6/1/2012).

AC Milan tampaknya memang makin banyak memiliki saingan untuk mendapatkan Tevez, setelah sebelumnya klub kaya Prancis Paris Saint-Germain juga mengincar striker asal Argentina ini, dalam hari-hari terakhir, Nerazzurri malah terlihat serius mendapatkan mantan pemain Manchester United ini.

Namun, dengan City yang menolak menerima tawaran pinjaman untuk Tevez, Inter dilaporkan juga pesimistis tentang peluang mereka untuk mendaratkan bomber berusia 27 tahun itu.

Sementara itu, ditanya tentang masa depannya di Giuseppe Meazza, Sneijder mengatakan kemungkinan bertahan adalah 90 persen, mantan pemain Real Madrid ini juga mengaku menolak hengkang pada Januari ini. Manchester United diyakini menjadi klub yang paling tertarik mendatangkan Sneijder.

Pemain hasil akademi Ajax Amsterdam ini bergabung dengan Inter dari Real Madrid pada 2009, Sneijder memiliki kontrak La Beneamata sampai Juni 2015.

ERNEST HEMMINGWAY HISTORY

Ernest Miller Hemingway (lahir 21 Juli 1899 – meninggal 2 Juli 1961 pada umur 61 tahun) adalah seorang novelis, pengarang cerita pendek, dan jurnalis Amerika. Gaya penulisannya yang khas dicirkan oleh minimalisme yang singkat dan dengan gaya seadanya (understatement) dan mempunyai pengaruh yang penting terhadap perkembangan fiksi abad ke-20. Tokoh-tokoh protagonis Hemingway biasanya stoik, seringkali dilihat sebagai proyeksi dari karakternya sendiri–orang-orang yang harus memperlihatkan "keanggunan di bawah tekanan." Banyak dari karyanya dianggap klasik di dalam kanon sastra Amerika.

Hemingway, yang dijuluki "Papa," adalah bagian dari komunitas ekspatriat pada 1920-an di Paris, seperti yang digambarkan dalam novelnya A Moveable Feast. Ia yang dikenal sebagai bagian dari "Generasi yang Hilang," sebuah nama yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Gertrude Stein, mengalami kehidupan sosial yang penuh dengan badai, menikah empat kali, dan konon menjalin banyak hubungan romantis semasa hidupnya. Hemingway memperoleh Hadiah Pulitzer pada 1953 untuk The Old Man and the Sea. Ia memperoleh Penghargaan Nobel dalam Sastra pada 1954, meskipun ia mengatakan bahwa ia "akan berbahagia–lebih berbahagia...bila hadiah itu diberikan kepada pengarang yang cantik itu Isak Dinesen," sambil merujuk kepada pengarang Denmark Karen Blixen.[1] Pada 1961, dalam usia 61, ia bunuh diri.

Kehidupan awal dan pengalaman menulis

Ernest Hemingway dilahirkan pada 21 Juli 1899 di Oak Park, Illinois, sebuah suburban dari Chicago. Hemingway adalah anak lelaki pertama dan anak kedua dari enam anak yang dilahirkan dalam keluarga Clarence Edmonds ("Doctor Ed") dan Grace Hall Hemingway. Ayah Hemingway, seorang dokter, menyaksikan kelahiran Ernest dan kemudian meniup sebuah serunai di teras depannya, untuk mengumumkan kepada tetangga-tetangganya bahwa istrinya telah melahirkan seorang bayi lelaki. Keluarga Hemingway tinggal di sebuah rumah bergaya Victoria dengan enam kamar tidur, yang dibangun oleh nenek Ernest dari pihak ibunya yang telah menjanda, Ernest Hall, seorang imigran Inggris dan veteran Perang Saudara yang tinggal bersama keluarga itu. Nama Hemingway diberikan mengikuti nama neneknya.
Ibunda Hemingway berbakat menyanyi dan pernah bercita-cita untuk menjadi penyanyi opera dan hidup dengan memberikan pelajaran menyanyi dan musik. Ia seorang yang dominan dan seorang yang saleh dan berpandangan sempit, yang mencirikan etika Protestan yang ketat di Oak Park, yang kelak digambarkan Hemingway mempunyai "halaman yang luas dan pikiran yang sempit."Ibunya ingin melahirkan anak kembar, dan ketika hal itu tidak terjadi, ia mendandani Ernest yang kecil dan saudara perempuannya Marcelline (18 bulan lebih tua) dengan pakaian yang sama dan gaya rambut yang sama pula, sambil berpura-pura bahwa kedua anak itu "kembar". Grace Hemingway lebih jauh memperlakukan anaknya secara feminin pada masa remajanya dengan memanggilnya "Ernestine. (Meskipun hal ini banyak dipemasalahkan oleh para penulis biografi -- khususnya Kenneth S. Lynn -- harus dicatat bahwa anak-anak lelaki dari kelas menengah keluarga Victorian sering diperlakukan seperti ini.)
Sementara ibunya berharap bahwa anaknya akan mengembangkan minat dalam musik, Hemingway mewarsi minat ayahnya yang aktif dalam kegiatan di luar rumah, yaitu berburu dan memancing di hutan-hutan dan danau-danau di Michigan utara. Keluarga itu memiliki sebuah rumah yang dinamai Windemere di Danau Walloon, Michigan dan seringkali melewati liburan musim panasnya di sana. Pengalaman-pengalaman awal dalam hubungan erat dengan alam ini kelak menanamkan dalam diri Hemingway kecintaan yang mendalam dan berlangsung seumur hidup terhadap petualangan di luar rumah dan kehidupan di tempat-tempat di dunia yang umumnya dianggap terpencil atau terisolasi.
Hemingway belajar di SMA Oak Park dan River Forest dan di sana ia berhasil baik dalam bidang akademis maupun atletik. Hemingway bertinju dan bermain rugby, serta memperlihatkan bakat yang luar biasa dalam pelajaran sastra Inggris. Pengalaman menulisnya yang pertama adalah menjadi untuk Trapeze dan Tabula, surat kabar dan majalah sastra sekolah.
Setelah SMA Hemingway tidak melanjutkan ke sekolah tinggi. Sebaliknya, pada usia 17 tahun ia memulai karier penulisannya sebagai seorang reporter muda untuk The Kansas City Star (1917). Meskipun ia bekerja di koran itu hanya selama enam bulan, sepanjang hidupnya ia menggunakan pedoman dari gaya penulisan Star' sebagai dasar untuk gaya penulisannya: "Gunakan kalimat-kalimat pendek. Gunakan alinea pertama yang singkat. Gunakan bahasa Inggris yang hidup. Bersikaplah positif, jangan negatif.

Novel-novel pertama dan karya-karya awal lainnya

Setelah Perang Dunia, Hemingway kembali ke Oak Park. Merasa diusir dari Amerika Serikat sebagian karena larangan minuman keras, pada 1920 ia menerima pekerjaan di Toronto, Ontario pada Toronto Star. Ia bekerja di sana sebagai penulis bebas, penulis staf, dan koresponden asing. Di Toronto inilah Hemingway bersahabat dengan rekan wartawan Star Morley Callaghan. Callaghan telah mulai mengarang cerita-cerita pendek pada saat ini dan memperlihatkannya kepada Hemingway, yang memujinya sebagai karya yang indah. Callaghan dan Hemingway belakangan bersatu kembali di Paris.
Ernest tinggal dekat bagian utara Chicago (1920 hingga 1921), bekerja untuk sebuah surat kabar kecil Pada 1921, Hemingway menikah dengan istri pertamanya, Hadley Richardson. Bulan September, ia pindah ke apartemen lantai empat yang sempit di 1239 North Dearborn dekat bagian utara Chicago yang kumuh. Gedung ini masih berdiri sekarang dengan plakat di depannya yang berbunyi "Apartemen Hemingway." Hadley merasa apartemen itu gelap dan meresahkan dan, sebagian karena alasan ini, suami-istri Hemingway memutuskan untuk tinggal di luar negeri untuk sementara waktu. Pada Desember 1921 Hemingway meninggalkan Chicago dan Oak Park untuk selama-lamanya.
Atas nasihat Sherwood Anderson, mereka menetap di Paris, dan di sana Hemingway meliput Perang Yunani-Turki untuk Star. Setelah kembalinya Hemingway ke Paris, Anderson memberikan kepadanya surat perkenalan untuk Gertrude Stein. Stein menjadi mentornya dan memperkenalkannya kepada "Gerakan Modern Paris" yang saat itu berlangsung di Wilayah Montparnasse; inilah permulaan dari lingkaran ekspatriat Amerika yang belakangan dikenal sebagai Generasi yang Hilang, sebuah istilah yang diciptakan oleh Stein. Mentor Hemingway lainnya yang berpengaruh adalah Ezra Pound[7], pendiri imagism. Hemingway belakangan mengenang kelompok ini dan berkata, "Setengah waktu Ezra benar, dan bila dia keliru, dia keliru sekali hingga kita tidak akan ragu sedikit pun tentang hal itu. Gertrude selalu benar."[8] Kelompok ini seringkali mengunjungi toko buku Sylvia Beach, Shakespeare & Co., di 12 Rue de l'Odéon. Setelah penerbitan tahun 1922 dan dilarangnya karya rekan mereka dari Amerika James Joyce, Ulysses, Hemingway menggunakan sahabat-sahabatnya yang berbasis di Toronto untuk menyelundupkan novel-novel itu ke Amerika Serikat. Buku pertama Hemingway sendiri, yang berjudul Three Stories and Ten Poems (1923), diterbitkan di Paris oleh Robert McAlmon. Pada tahun yang sama, ketika ia kembali sebentar ke Toronto, anak lelaki pertama Hemingway dilahirkan. Hemingway meminta Gertrude Stein untuk menjadi ibu serani John. Karena sibuk mengasuh keluarga, Hemingway menjadi bosan dengan Toronto Star dan mengundurkan diri pada 1 Januari 1924.
Debut sastra Hemingway di Amerika dimulai dengan penerbitan kumpulan cerita pendeknya In Our Time (1925). Sketsa yang kini menjadi antar-bab dari versi Amerikanya mulanya diterbitkan di Eropa sebagai In Our Time (1924). Karya ini penting bagi Hemingway, karena mengukuhkan kembali kepadanya bahwa gaya minimalisnya dapat diterima oleh komunitas sastra. "Big Two-Hearted River" adalah cerita terbaik dari kumpulan ini.

 

 


SNEIJDER BERTAHAN 90%

MILAN - Wesley Sneijder sama sekali tidak berpikir akan meninggalkan Inter Milan pada Januari ini. Sneijder berani beri jaminan akan bertahan di Inter dengan presentasi 90 persen.

Sejak musim panas kemarin, Sneijder memang diisukan akan bergabung dengan Manchester United dan rumor itu terus berkembang hingga sekarang. Apalagi, lini tengah juara bertahan Premier League itu tengah bermasalah.

Permainan Michael Carrick belum stabil, sedangkan Tom Cleverley masih belum sembuh dari cedera. Tentu, mendatangkan Sneijder menjadi sebuah solusi yang sangat tepat. Apakah Sneijder akan merapat ke Old Trafford?

Well, memang tidak ada yang bisa menjawab. Padahal, direktur olahraga Inter Marco Branca dikabarkan telah berada di Manchester, untuk berbicara dengan manajemen Setan Merah mengenai kepindahan sang playmaker.

Tapi Sneijder sendiri menolak untuk memberi kepastian. "Jika saya harus memberikan presentasi mengenai transfer ini, saya merasa saya 90 persen akan bertahan, paling tidak hingga musim ini berakhir," kata Sneijder.

"Saya menikmati amsa di sini untuk sementara ini dan saya tidak perlu membuat pilihan. Saya tidak mengatakan 100 persen, karena sesuatu hal tidak terduga pasti terjadi," tandas gelandang asal Belanda itu sebagaimana dilansir Sky Sport, Jumat (6/1/2012)

Senin, 02 Januari 2012

ELEMENTS OF LITERATURE BASIC


A
allegory (AL-eh-GOR-ee): a narrative that serves as an extended metaphor. Allegories are written in the form of fables, parables, poems, stories, and almost any other style or genre. The main purpose of an allegory is to tell a story that has characters, a setting, as well as other types of symbols, that have both literal and figurative meanings. The difference between an allegory and a symbol is that an allegory is a complete narrative that conveys abstract ideas to get a point across, while a symbol is a representation of an idea or concept that can have a different meaning throughout a literary work (A Handbook to Literature). One well-known example of an allegory is Dante’s The Divine Comedy. In Inferno, Dante is on a pilgrimage to try to understand his own life, but his character also represents every man who is in search of his purpose in the world (Merriam Webster Encyclopedia of Literature). Although Virgil literally guides Dante on his journey through the mystical inferno, he can also be seen as the reason and human wisdom that Dante has been looking for in his life. See A Handbook to Literature, Merriam Webster’s Encyclopedia of Literature. Machella Caldwell, Student, University of North Carolina at Pembroke
alliteration (a-LIT-uh-RAY-shuhn): a pattern of sound that includes the repetition of consonant sounds.  The repetition can be located at the beginning of successive words or inside the words. Poets often use alliteration to audibly represent the action that is taking place.  For instance, in the Inferno, Dante states: "I saw it there, but I saw nothing in it, except the rising of the boiling bubbles" (261). The repetition of the "b" sounds represents the sounds of bubbling, or the bursting action of the boiling pitch. In addition, in Sir Phillip Sidney's Astrophel and Stella, the poet states: "Biting my truant pen, beating myself for spite" (Line 13). This repetition of  the "t" sound represents the action of the poet; one can hear and visualize his anguish as he bites the pen. Also in Astrophel and Stella, the poet states, "Oft turning others' leaves, to see if thence would flow, / Some fresh and fruitful showers upon my sunburn'd brain" (7-8). Again, the poet repeats the "fr" sounds to emphasize the speaker's desire for inspiration in expressing his feelings. Poets may also use alliteration to call attention to a phrase and fix it into the reader's mind; thus, it is useful for emphasis. Therefore, not only does alliteration provide poetry or prose with a unique sound, it can place emphasis on specific phrases and represent the action that is taking place. See A Handbook to Literature, Literature: An Introduction to Fiction, Poetry, and Drama. Stacey Ann Singletary, Student, University of North Carolina at Pembroke
allusion (a-LOO-zhuhn):  a reference in a literary work to a person, place, or thing in history or another work of literature. Allusions are often indirect or brief references to well-known characters or events. Specific examples of allusions can be found throughout Dante’s Inferno. In a passage, Dante alludes to the Greek mythological figures, Phaethon and Icarus, to express his fear as he descends from the air into the eighth circle of hell. He states:
I doubt if Phaethon feared more - that time
he dropped the sun-reins of his father's chariot
and burned the streak of sky we see today -
or if poor Icarus did - feeling his sides
unfeathering as the wax began to melt,
his father shouting:  "Wrong, your course is wrong" (Canto XVII: 106-111).
Allusions are often used to summarize broad, complex ideas or emotions in one quick, powerful image. For example, to communicate the idea of self-sacrifice one may refer to Jesus, as part of Jesus' story portrays him dying on the cross in order to save mankind (Matthew 27:45-56). In addition, to express righteousness, one might allude to Noah who "had no faults and was the only good man of his time" (Genesis 6:9-22). Furthermore, the idea of fatherhood or patriarchial love can be well understood by alluding to Abraham, who was the ancestor of many nations (Genesis 17:3-6). Finally, Cain is an excellent example to convey banishment, rejection, or evil, for he was cast out of his homeland by God (Genesis 4:12). Thus, allusions serve an important function in writing in that they allow the reader to understand a difficult concept by relating to an already familiar story. See A Handbook to Literature, Literature: An Introduction to Fiction, Poetry, and Drama. Stacey Ann Singletary, Student, University of North Carolina at Pembroke
antagonist (an-TAG-uh-nist):  a character in a story or poem who deceives, frustrates, or works again the main character, or protagonist, in some way. The antagonist doesn’t necessarily have to be an person. It could be death, the devil, an illness, or any challenge that prevents the main character from living “happily ever after." In fact, the antagonist could be a character of virtue in a literary work where the protagonist represents evil. An antagonist in the story of Genesis is the serpent. He convinces Eve to disobey God, setting off a chain of events.that leads to Adam and Eve being banished from paradise. In the play Othello by William Shakespeare, the antagonist is Iago. Throughout the play, he instigates conflicts and sows distrust among the main characters, Othello and Desdemona, two lovers who have risked their livelihood in order to elope. Iago is determined to break up their marriage due to his suspicions that Othello has taken certain liberties with his wife. See Benet’s Reader’s Encyclopedia. Victoria Henderson, Student, University of North Carolina at Pembroke
aside (uh-SIDE): an actor’s speech, directed to the audience, that is not supposed to be heard by other actors on stage. An aside is usually used to let the audience know what a character is about to do or what he or she is thinking. For example, in Othello, Iago gives several asides, informing the audience of his plans and how he will try to achieve his goals. Asides are important because they increase an audience's involvement in a play by giving them vital information pertaining what is happening, both inside of a character's mind and in the plot of the play. See A Handbook to Literature, The Concise Oxford Dictionary of Literary Terms, Merriam Webster’s Encyclopedia of Literature. Dawn Oxendine, Student, University of North Carolina at Pembroke